Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search
Journal : Scientific Journal

Hubungan Kadar Ferritin Serum Pada Ibu Hamil Dengan Berat Badan Bayi Baru Lahir di Rsi Siti Rahmah Padang Tahun 2018-2019 Indri Putri Meiriska; Debie Anggraini; Melya Susanti
Scientific Journal Vol. 1 No. 1 (2022): SCIENA Volume I No 1, January 2022
Publisher : CV. AKBAR PUTRA MANDIRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (89.896 KB) | DOI: 10.56260/sciena.v1i1.12

Abstract

Latar Belakang:Anemia defisiensi besi adalah anemia yang timbul akibat kekurangan zat besi sehingga pembentukan sel – sel darah merah serta fungsi yang lain mengalami gangguan. Anemia yang paling sering terjadi pada ibu hamil adalah anemia defisiensi besi. Anemia defisiensi besi selama kehamilan memiliki dampak negatif bagi ibu dan janin salah satunya bayi dapat lahir dengan berat yang rendah. Alat ukur yang dapat digunakan untuk mengetahui defisiensi besi yaitu kadar ferritin. Tujuan:untuk mengetahui hubungan kadar ferritin serum pada ibu hamil dengan berat badan bayi baru lahir di RSI Siti Rahmah Padang tahun 2018-2019.Metode:Ruang lingkup mencakup bidang ilmu obstetri dan pemeriksaan laboratorium pada kehamilan. Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik observasional dengan desain penelitian cross sectional. Populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil trimester III yang memeriksa kehamilannya di RSI Siti Rahmah Padang tahun 2018- 2019 dengan 95 sampel menggunakan teknik simple ramdom sampling. Analisis data univariant disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi dan presentase sedangkan analisis bicariant menggunakan uji chi square dan pengolahan data menggunakan komputerisasi program SPSS. Hasil: Hasil penelitian usia terbanyak adalah usia 20-35 tahun sebanyak 90 ibu hamil (94,7%) , kadar hemoglobin terbanyak adalah<11 gr/dl (rendah) sebanyak 50 ibu hamil (52,6%) , kadar ferritin serum terbanyak adalah<30 μg/L (defisiensi besi) sebanyak 65 ibu hamil (68,4%) , berat badan bayi baru lahir terbanyak adalah>2500 – 4000 gram sebanyak 87 bayi (91,6%) , tidak terdapat hubungan bermakna antara kadar ferritin serum pada ibu hamil dengan berat badan bayi baru lahir di RSI Siti Rahmah Padang tahun 2018-2019didapatkan p=0,225 (p>0,05). Kesimpulan:Tidak terdapat hubungan bermakna antara kadar ferritin serum pada ibu hamil dengan berat badan bayi baru lahir di RSI Siti Rahmah Padang tahun 2018-2019.
Aspek Klinis dan Pemeriksaan Laboratorium untuk Diagnosis Demam Berdarah Dengue Ariyanti Melly; Debie Anggraini
Scientific Journal Vol. 1 No. 1 (2022): SCIENA Volume I No 1, January 2022
Publisher : CV. AKBAR PUTRA MANDIRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (100.866 KB) | DOI: 10.56260/sciena.v1i1.13

Abstract

Dengue infection is a viral infection through arthropods that is found throughout the world. This disease is caused by dengue virus which consists of four serotypes and each of these serotypes can cause disease. The pathogenesis of dengue infection, especially the mechanism of dengue hemorrhagic fever (DHF) manifestations is still not clearly understood. The results of laboratory tests on dengue hemorrhagic fever found thrombocytopenia (≤ 100,000/mm3), a 20% increase in hematocrit and a positive Rumple Leed test. Five basic serological tests used to detect antibodies in diagnosing dengue infection are haemagglutination-inhibition (HI), complement fixation (CF), neutralization test (NT), IgM capture enzyme-linked immunosorbent assay (MAC-ELISA), and indirect IgG. ELISA. RT-PCR examination in a number of studies was reported to have successfully detected the dengue virus. This examination has better specificity and sensitivity compared to virus isolation with a fast turn around timeLaboratory tests on dengue infection include hematological, serological and nucleic acid tests that play a role in supporting the rapid and accurate diagnosis of dengue hemorrhagic fever.
Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Penilaian Pembelajaran Skills Lab Secara Daring pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang Muhamad Jefri; Debie Anggraini; Meta Zulyati Oktora
Scientific Journal Vol. 1 No. 1 (2022): SCIENA Volume I No 1, January 2022
Publisher : CV. AKBAR PUTRA MANDIRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (121.315 KB) | DOI: 10.56260/sciena.v1i1.16

Abstract

Background : Lecturing with the online method is the main means as well as a solution so that the teaching and learning process continues in the midst of the COVID-19 pandemic, especially in learning lab skills for medical students who need direct practice in order to achieve the goals of the clinical skills needed, online methods are not fully profitable. Objective : This study aims to determine the validity and reliability of the online skills lab learning assessment questionnaire at the Faculty of Medicine, Baiturrahmah University, Padang. Methodes : This research is a research on the scope of medical education which was conducted in April 2020-February 2021 for students of the Faculty of Medicine at Baiturrahmah University. This type of research is a non-experimental, quantitative descriptive study with a cross-sectional approach. The sampling technique was carried out by simple random sampling and a total sample of 86 people.. The research measuring instrument used a likert scale and data analysis of validity and reliability tests used the SPSS program. Results : The validity test on 46 questions on the questionnaire showed that 13 questions were declared invalid because they had a value of rcount <rtable of 0.276. The results of the reliability test of the research questionnaire had a reliability coefficient of 0.920 with a very high interpretation. Conclusion: The results of the validity test research were in the form of questions that were declared valid as many as 33 questions and the results of the reliability test in the reliability category were very high.
Aspek Klinis Hiperurisemia Debie Anggraini
Scientific Journal Vol. 1 No. 4 (2022): SCIENA Volume I No 4, July 2022
Publisher : CV. AKBAR PUTRA MANDIRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (335.696 KB) | DOI: 10.56260/sciena.v1i4.59

Abstract

Hiperurisemia disebabkan oleh dua faktor utama yaitu meningkatnya produksi asam urat dalam tubuh, hal ini disebabkan karena sintesis atau pembentukan asam urat yang berlebihan. Penyebab asam urat ada dua macam, yang menyebabkan penyakit asam urat primer dan penyakit asam urat sekunder. Kadar asam urat dalam serum merupakan hasil keseimbangan antara produksi dan sekresi. Dan ketika terjadi ketidak seimbangan dua proses tersebut maka terjadi keadaan hiperurisemia, yang menimbulkan hipersaturasi asam urat yaitu kelarutan asam urat di serum yang telah melewati ambang batasnya, sehingga merangsang timbunan urat dalam bentuk garamnya terutama monosodium urat di berbagai tempat atau jaringan. Keadaan hiperurisemia dapat menimbulkan dampak klinis timbulnya arthritis gout, nefropati gout, atau batu ginjal dan juga diperkuat oleh komorbiditas yang ditimbulkan berupa penyakit ginjal kronik, penyakit kardiovaskuler dan diabetes. Dapat terjadi akibat peningkatan metabolisme asam urat (overproduction) karena diet tinggi purin, penurunan ekskresi asam urat urin (underexcretion) karena pemecahaan asam nukleat yang berlebihan, atau gabungan keduanya.
Diare Pada Anak Debie Anggraini; Olivitari Kumala
Scientific Journal Vol. 1 No. 4 (2022): SCIENA Volume I No 4, July 2022
Publisher : CV. AKBAR PUTRA MANDIRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (375.738 KB) | DOI: 10.56260/sciena.v1i4.60

Abstract

Diare didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana terjadi peningkatan jumlah buang air besar yang terjadi akibat adanya suatu infeksi. Seorang anak bisa dikatakan telah mengalami diare apabila volume buang air besarnya terukur lebih besar dari 10 ml / kg per hari. Konsistensi tinja yang encer, banyak mengandung cairan (cair) dan sering (pada umumnya buang air besar lebih dari 3 kali dalam 24 jam). Inspeksi feses merupakan pemeriksaan yang sangat membantu. Pemeriksaan feses dibedakan menjadi tes spesifik dan tes non spesifik. Pemeriksaan spesifik diantaranya tes untuk enzim pankreas seperti elastase feses. Pemeriksaan non spesifik diantaranya osmolalitas tinja dan perhitungan osmotik gap mempunyai nilai dalam membedakan diare osmotik, sekretorik dan diare factitious. Osmotik gap dapat dipergunakan untuk memperkirakan peranan elektrolit dan non elektrolit dalam terjadinya retensi air didalam lumen intestinal. Pada diare sekretorik elektrolit yang tidak diabsorpsi mempertahankan air dalam lumen, sedangkan pada diare osmotik komponen non elektrolit yang menyebabkan retensi air. Osmotik gap pada diare osmotik >125 mosmol/kg, sedangkan pada diare sekretorik < 50 mosmol/kg. Pada diare kronik dengan dugaan penyebab agen infeksius dilakukan kultur feses dan pemeriksaan mikroskopis. Infeksi oleh protozoa seperti amoeba dan giardia lamblia dapat menimbulkan diare yang kronis. Pemeriksaan tinja segar dalam 3 kali ulangan untuk menemukan telur, kista, parasit masih merupakan alat diagnostik utama dengan sensitifitas 60-90%.
Imunopatogenesis Karsinoma Hepatoselular Debie Anggraini; Idriyan Ade Putra
Scientific Journal Vol. 1 No. 4 (2022): SCIENA Volume I No 4, July 2022
Publisher : CV. AKBAR PUTRA MANDIRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (503.999 KB) | DOI: 10.56260/sciena.v1i4.61

Abstract

Karsinoma Hepatoselular (KHS) yang diinduksi oleh HBV dan HCV berkembang dalam lingkungan peradangan dan regenerasi yang dihasilkan dari kerusakan hati kronis, menunjukkan bahwa patogenesis KHS dimediasi oleh kekebalan tubuh. Protein yang dikodekan HBV dan HCV mengubah ekspresi gen inang dan fenotipe seluler yang diakui sebagai ciri khas kanker. Perubahan-perubahan ini mendorong proliferasi faktor-independen, resistensi terhadap hambatan pertumbuhan, invasi dan metastasis jaringan, angiogenesis, pemrograman ulang metabolisme energi, dan resistensi terhadap apoptosis dalam menghadapi serangan kekebalan yang persisten dan selama intervensi terapi. Peradangan kronis juga meningkatkan ketidakstabilan genetik dalam sel tumor. Sel T regulator (Tregs) merupakan sel supresor yang dikenal paling baik dan telah dikenal menyupresi imunitas terhadap tumor dalam beberapa penelitian. Sel Treg memproduksi sitokin imunosupresi seperti interleukin 10 (IL-10) yang akan menyupresi sel T CD4 dan CD8 sehingga tumor dapat bertahan tetap ada. Sel Treg berperan utama dalam inhibisi sel T yang spesifik terhadap tumor dalam perkembangan KHS
Kejang Demam Debie Anggraini; Dita Hasni
Scientific Journal Vol. 1 No. 4 (2022): SCIENA Volume I No 4, July 2022
Publisher : CV. AKBAR PUTRA MANDIRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (448.308 KB) | DOI: 10.56260/sciena.v1i4.62

Abstract

Kejang demam adalah bangkitan kejang yang timbul akibat kenaikan suhu tubuh (suhu rektal diatas 38̊ C) yang disebabkan oleh proses ekstrakranial. Beberapa faktor yang berperan menyebabkan kejang demam antara lain adalah demam, demam setelah imunisasi DPT dan morbili, efek toksin dari mikroorganisme, respon alergi atau keadaan imun yang abnormal akibat infeksi, perubahan keseimbangan cairan dan elektrolit. Kejang demam sederhana adalah kejang yang berlangsung kurang dari 15 menit, kejang tonik klonik umum, sembuh spontan, tanpa kejang fokal, dan tidak berulang dalam 24 jam. Kejang demam tipe ini adalah 80% di antara seluruh kejang demam. Kejang demam kompleks adalah kejang fokal atauparsial, berlangsung lebih dari 15 menit, berulang dalam 24 jam, didapatkan abnormalitas status neurologi. Pemeriksaan laboratorium yang dapat dikerjakan atas indikasi misalnya darah perifer, elektrolit, dan gula darah. Pemeriksaan cairan serebrospinal dilakukan untuk menegakkan atau menyingkirkan kemungkinan meningitis. Pemeriksaan elektroensefalografi (EEG) tidak dapat memprediksi berulangnya kejang, atau memperkirakan kemungkinan kejadian epilepsi pada pasien kejang demam
Pathogenesis of Sepsis Debie Anggraini; Dita Hasni; Rinita Amelia
Scientific Journal Vol. 1 No. 4 (2022): SCIENA Volume I No 4, July 2022
Publisher : CV. AKBAR PUTRA MANDIRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (694.762 KB) | DOI: 10.56260/sciena.v1i4.63

Abstract

Sepsis is a clinical condition caused by the body's immune response to infection and manifests as SIRS. Systemic inflammatory response syndrome is a state of systemic inflammatory response characterized by two or more of the following conditions. Etiology Sepsis can be caused by various microorganisms and the most etiology of sepsis is bacterial. Gram-negative bacteria cause sepsis about 60% - 70% in developing countries, but in the United States the causes of infection by Gram-positive bacteria begin to increase. This may be due to the large number of uses of invasive procedures, increased hospital acquired pneumonia (HAP) and antibiotic resistance. The body also has anti-inflammatory mechanisms including increased levels of anti-inflammatory cytokines and glucocorticoid hormones. The hormone inhibits the synthesis of cytokines by monocytes and decreases the ability of neutrophils to attach to the vascular endothelium. The inflammatory process in sepsis is not controlled leading to the occurrence of excessive discharge of inflammatory mediators over a long time and goes beyond the anti-inflammatory mechanisms of the body. This leads to various organ dysfunctions including cardiovascular, liver, pulmonary and renal dysfunctions
Profil Hematologi Covid-19 pada Anak di RSUP Dr. M. Djamil Padang 2020-2021 Tri Anandikha; Yuni Handayani Gusmira; Debie Anggraini
Scientific Journal Vol. 2 No. 1 (2023): SCIENA Volume II No 1, January 2023
Publisher : CV. AKBAR PUTRA MANDIRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56260/sciena.v2i1.83

Abstract

Latar Belakang: COVID-19 pada anak dianggap jarang jatuh dalam kondisi perparahan, tetapi angka kematian pada anak akibat COVID-19 dilaporkan setiap tahunnya. Peran pemeriksaan penunjang laboratorium hematologi digunakan dalam mengamati perjalanan COVID-19 pada anak, ditinjau dari segi pemeriksaan darah lengkap seperti hemoglobin, leukosit, trombosit, hematokrit, eritrosit, NLR, dan ALC dimana setiap elemen hematologi rutin pada anak dapat menggambarkan prognosis baik buruknya keadaan anak, sehingga peneliti tertarik mengetahui profil Hematologi COVID-19 pada anak. Tujuan: Untuk mengetahui profil COVID-19 pada anak di RSUP Dr. M. Djamil Padang tahun 2020-2021. Metode: Pasien anak dengan COVID-19 diidentifikasi secara pendekatan cross sectional jenis penelitian deskriptif. Jumlah hemoglobin, leukosit, trombosit, hematokrit, eritrosit, NLR & ALC diperoleh dari seluruh sample/total sampling melalui data rekam medik. Waktu penelitian Desember 2021. Analisis data menggunakan analisis univariat untuk melihat frekuensi dan presentase masing-masing variabel dengan menggunakan aplikasi SPSS versi 16.0. Hasil: Jenis kelamin tersebar merata yaitu laki-laki 14 orang(50.0%) perempuan 14 orang (50.0%), rata-rata usia yaitu 11.3±SD58.4 tahun, anemia 5 (18.0%) orang, leukositopenia sebanyak 2 (8.0%) orang & leukositosis 6 (21.0%) orang, trombositopenia sebanyak 1 (4.0%) orang, kadar hematokrit menurun sebanyak 4 (14.0%) orang & meningkat 1 (4.0%) orang, eritrositosis sebanyak 5 (18.0%) orang & eritrositopenia 2 (7.0%) orang, NLR risiko rendah sebanyak 23 (82.0%) orang & risiko tinggi 5 (18.0%) orang, ALC meningkat sebanyak 5 (18.0%) orang & menurun 1 (4.0%) orang. Kesimpulan: Penelitian hematologi rutin COVID-19 pada anak mendapatkan tidak adanya perubahan laboratorium yang bermakna/sebagian besar nilai adalah normal, laboratorium abnormal hanya pada kasus infeksi berat atau disertai komorbid.
Gambaran Karakteristik Pasien Konfirmasi Covid-19 Di RSUD Dr. Rasidin Padang Tahun 2020 Windi Dafidela; Yuri Haiga; Anandia Putriyuni; Debie Anggraini
Scientific Journal Vol. 2 No. 1 (2023): SCIENA Volume II No 1, January 2023
Publisher : CV. AKBAR PUTRA MANDIRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56260/sciena.v2i1.84

Abstract

Latar Belakang: Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) merupakan penyakit menular yang disebabkan virus Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2). Upaya pemerintah Provinsi Sumatera Barat dalam penganggulangan COVID-19 antara lain dengan menetapkan beberapa Rumah Sakit menjadi rujukan pasien COVID-19, salah satunya RSUD Dr. Rasidin Padang. Tujuan: untuk mengetahui gambaran karakteristik pasien konfirmasi COVID-19 di RSUD Dr. Rasidin Padang tahun 2020. Metode Penelitian: Jenis penelitian adalah deskriptif kategorik yang menggunakan rancangan cross sectional. Populasi terjangkau pada penelitian adalah pasien COVID-19 yang menjalani rawat inap di RSUD Dr. Rasidin Padang. Sampel sebanyak 89 pasien yang diambil dengan teknik purposive sampling. Analisa data univariat disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi dan pengolahan data menggunakan komputerisasi program SPSS. Hasil penelitian: menunjukkan dari 89 pasien sebagian besar pasien berusia 50-59 tahun yaitu 23 orang (25,8%), jenis kelamin laki-laki sebanyak 45 pasien (50,6%), gejala klinis demam sebanyak 41 pasien (46,1%), ada riwayat kontak sebanyak 81 pasien (91,0%), dan derajat keparahan ringan sebanyak 52 pasien (58,4%). Simpulan: Karakteristik pasien COVID- 19 di RSUD Dr. Rasidin Padang tahun 2020 terbanyak adalah usia 50-59 tahun, jenis kelamin laki-laki, gejala klinis demam, ada riwayat kontak, dan derajat keparahan ringan.